DIVISI CINTA LAUT HIMBIO UNPAD
(Webinar Reef Conservation and What Millenials Can Do?) - Selasa, 28 Juli 2020
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman laut yang indah dalam bidang kelautannya.
Dikutip dari perkataan Direktur Eksekutif dari Coral Triangle Center, Rili Djohani, “Indonesia merupakan The Largest Archipelago, yang artinya negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17 pulau tersebar di seluruh Indonesia. Karena Indonesia terdiri dari beribu pulau yang dimana masing-masing pulau memiliki keindahan terumbu karangnya tersendiri, Indonesia juga merupakan jantung dari Segitiga Terumbu Karang.”
Terumbu Karang
Foto : Webinar Reef Conservation and What Millenials can do? Terumbu Karang Indonesia
Terumbu Karang merupakan salah satu hewan yang merupakan spesies kunci bagi sebagaian struktur habitat di sekitarnya. Fungsi dari terumbu karang adalah meredam energi gelombang, menyediakan relung bagi mahluk hidup lainnya, dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Fakhrurrozi, Spasial Ekologis, Yayasan Terumbu Karang Indonesia, mengatakan “Ada sekitar 569 spesies karang di perairan Indonesia, namun bagaimana kondisinya ? Menurut LIPI pada tahun 2018, 1067 titik pengamatan yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya 6,56 % saja dalam kondisi yang sangat baik, sisanya berada dalam kondisi baik, sedang dan buruk. ”
Ancaman bagi Terumbu Karang
Foto : Webinar Reef Conservation and What Millenials can do? Terumbu Karang Indonesia
Kerusakan terumbu karang begitu nyata. Rusaknya terumbu karang membuat kehidupan di sekitarnya terasa mati. Jumlah ikan yang bermain berkurang, warna yang tadinya hidup menjadi putih.
Rili Djohani mengatakan, “ Pencemaran dan kerusakan laut, biasanya diakibatkan oleh manusia. Seperti polusi sampah plastik, pengeboman ikan, penggunaan obat bius dan lain-lain.”
“Menurut Economic Forum pada tahun 2016, “tanpa ada terobosan baru dalam mengatasi polusi sampah plastik, diperkirakan pada tahun 2050, akan ada 250 juta ton sampah plastik di laut. Dimana nantinya pada tahun 2050, akan lebih banyak plastik daripada ikan di laut.”
Selain dari limbah plastik, pengeboman, dan obat bius, kerusakan terumbu karang juga disebabkan oleh Ship Gounding.
Fakhrurrozi menambahkan, “Ship Gounding merupakan kondisi kerusakan ekosistem terumbu karang akibat gesekan dari badan kapal. Salah satu contoh dari kerusakan ini terjadi di 50 nautical miles dari Pulau Belitung, yaitu di Perairan Karimata.”
Konservasi Terumbu Karang
Foto : Webinar Reef Conservation and What Millenials can do?
Karang Porites, Platygira, Favia, dan Favites
Salah satu upaya dalam menanggulangi kondisi terumbu karang yang rusak, para ahli dan peneliti menggembangkan berbagai macam metode dan teknik. Agar terumbu karang dapat tumbuh dan hidup dengan baik.
“Salah satu contoh konservasi terumbu karang yang dilakukan oleh Yayasan Terumbu Karang Indonesia berada di Pulau Tunda, Banten. Di Pulau Tunda, telah dilakukan penanaman Artificial Reef atau karang buatan dari tanah liat, yang berfungsi untuk tempat berlindung, mencari makan, dan pemijahan bagi hewan-hewan laut”, ucap Fakhrurrozi.
Fakhrurrozi juga menambahkan, “Selain itu, di Pulau Tunda juga sudah ditanam alat media tumbuh terumbu karang dengan model jaring laba-laba, yang digunakan sebagai media tumbuh anakan karang”.
Selain dengan menanam langsung terumbu karang, kita juga dapat mengedukasi masyarakat tentang betapa pentingnya terumbu karang.
Mike Tefa, Spesialis Kreatif, Divers Clean Action menambahkan, “Kita dapat , menyerukan berbagai kampanye kebersihan laut. Salah satunya adalah program Sustainable Tourism, dimana kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat sekitar perairan tentang betapa pentingnya kerusakan akibat pencemaran sampah”.
“Selain itu, kita melakukan Program Clean Up, yang tujuannya adalah untuk menyadarkan kepada beberapa stakeholder, tentang betapa parahnya akibat sampah plastik di lapangan” ujarnya.
Apa yang bisa Dilakukan oleh Milenial ?
Foto : Webinar Reef Conservation and What Millenials can do?
Pembersihan Terumbu Karang dan Edukasi pada Masyarakat
Selaku kaum milenial, pentingnya mengetahui bagaimana cara kita menjaga terumbu karang yang ada di negara kita ini.
Rili Djohani mengatakan, “Justru ini waktunya adalah untuk mahasiswa dan divers untuk membersihkan terumbu karang dari plastik, karena berkurangnya tingkat pariwisata akibat dari pandemik ini. Selain itu, kita juga dapat mengurangi penggunaan plastik. Kita juga dapat menyerukan berbagai macam bentuk kampanye mengenai betapa bahaya pencemaran plastik bagi kesehatan lingkungan”.
Fakhrurrozi menambahkan, “Di dalam kondisi pandemik ini, justru menurut saya, kita bisa mencari informasi mengenai studi literatur tentang permasalahan yang dihadapi oleh terumbu karang, agar kita tahu solusi dari masalah yang dihadapi terumbu karang. Lalu, menyebar luaskannya dalam bentuk kreatif agar mudah diterima masyarakat”.
Senada, Mike Tefa menambahkan, “Sampah-sampah yang ada di laut itu umumnya sampah rumah tangga, mungkin kita bisa mencoba memilih sampah dari rumah, agar sampah yang berasal dari rumah dapat terminimalisir dan kita juga dapat membuat kajian kreatif tentang isu laut”.
Dengan begitu, dalam kondisi pandemik seperti ini, justru kita sangatlah bisa menyerukan berbagai macam aksi untuk menjaga terumbu karang. Dimulai dari membersihkan karang, kampanye mengenai isu kerusakan terumbu karang, dan juga edukasi terhadap masyarakat sekitar.
Comments