top of page
Search
Writer's pictureunpadhimbio

P3K Herpetofauna: Konflik Herpetofauna dengan Masyarakat dan Trendnya sebagai Hewan Peliharaan

Updated: Nov 24, 2020

Konflik dapat diartikan sebagai pertentangan. Konflik antara manusia dan satwa liar merupakan interaksi diantara keduanya yang menimbulkan efek negatif (bagi manusia). Sampai saat ini konflik manusia dengan satwa liar masih sering terjadi di Indonesia. Konflik yang terjadi sering kali memakan korban jiwa baik dari pihak manusia maupun satwanya. Salah satu contoh yaitu konflik manusia dengan buaya, tercatat sebanyak 848 gigitan buaya selama 20 tahun terakhir di Indonesia. Crocodylus porosus (buaya muara) merupakan spesies yang sering terjadi konflik (crocBite, 2020)

Konflik ini juga berkaitan erat dengan semakin banyaknya masyarakat yang menjadikan satwa liar khususnya herpetofauna menjadi hewan peliharaan. Trend herpetofauna yang dijadikan satwa liar mulai terjadi di era 90-an dan booming hingga tahun 1998. Memelihara herpetofauna dianggap mempengaruhi status sosial seseorang dan merupakan salah satu hobi yang digemari masyarakat. Beberapa alasan kenapa herpetofauna sering dijadikan hewan peliharaan ialah:

1. Tidak harus diberi makan setiap hari

2. Tidak perlu sering dibersihkan

3. Tidak berisik

4. Tidak perlu grooming

Secara hukum, kita boleh memelihara herpetofauna namun harus memperhatikan prinsip Animal Welfare/Kesejahteraan Hewan:

1. Bebas dari rasa ketidaknyamanan/ penyiksaan fisik

2. Bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit

3. Bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiah

4. Bebas dari ketakutan dan rasa tertekan

5. Bebas dari rasa haus dan lapar

Jika ingin memelihara herpetofauna, pastikan bahwa bisa memenuhi seluruh hak-hak itu. Pada dasarnya herpetofauna bukan hewan peliharaan karena sifat liar mereka tidak akan hilang. Banyak pemelihara yang diserang oleh peliharaannya sendiri karena tidak bisa mengontrol sifat alami dari satwa liar tersebut. Seperti dilansir dari BBC pada tahun 2019 lalu, buaya peliharaan membunuh perawatnya. Seringkali pemelihara menempatkan peliharaannya di tempat yang tak layak huni dan bahkan menelantarkannya karena tidak memiliki biaya. Selalu ingat bahwa hewan yang kita pelihara itu adalah makhluk hidup dan bukan mainan yang bisa kita buang jika tidak diperlukan lagi (Garda Animalia, 2020).

CrocBITE. (2020). CrocBITE Worldwide Crocodilian Attack Database. Retrieved September

2, 2020, from http://www.crocodile-attack.info/.

BBC News. (2019). Buaya 700 kg yang membunuh seorang perempuan, diangkut ke pusat

penyelamatan satwa. Retrieved September 17, 2020, from

Garda Animalia. (2020). Pelihara Satwa Liar? Tidak! Satwa Lebih Baik #dihutanaja.

Retrieved September 17, 2020, from https://gardaanimalia.com/pelihara-satwa-

liar-tidak-satwa-lebih-baik-dihutanaja.


42 views0 comments

Recent Posts

See All

Transgenic corn

Transgenic crops expressing resistance to the herbicide glyphosate (GR) have been commercialized and planted widely across the U.S. for...

Comments


bottom of page