top of page
Search
Writer's pictureunpadhimbio

FOTOGRAFI DAN SOSIAL MEDIA UNTUK KONSERVASI AVIFAUNA

Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tergolong tinggi dan dapat disebut sebagai pusat keanekaragaman hayati di dunia. Salah satu dari keanekaragaman hayatinya adalah burung. Telah diketahui jumlah spesies burung di Indonesia adalah 1794 spesies dan jumlah tersebut selalu bertambah tiap tahunnya berkat perkembangan ilmu ornitologi dan taksonomi. Namun, setiap tahunnya juga terdapat penurunan jumlah dari tiap spesiesnya sehingga beberapa jenis diantaranya mengalami peningkatan risiko kepunahan dan menduduki kategori keterancaman yang lebih tinggi.



Dikutip dari perkataan Head of Programmes Wetlands International Indoneisa, Yus Rusila Noor, “Salah satu kelompok burung yang keterancamannya cukup tinggi ialah burung air. Burung air merupakan jenis burung yang secara ekologis kehidupannya bergantung kepada keberadaan lahan basah. Namun, lahan basah di Indonesia sendiri sudah mulai berkurang dan tercemar sehingga burung air mulai sulit ditemui.” Untuk status dari perlindungan burung air secara keseluruhan yaitu sebanyak 55% (108 jenis) telah dilindungi, dan sebanyak 45% (91 jenis) tidak dilindungi, dengan 60% (65 jenis) statusnya berubah menjadi dilindungi dan 4% (4 jenis) berubah menjadi tidak dilindungi. Padahal ada banyak jasa ekosistem dari burung air ini, yaitu sebagai penyedia bahan sandang, pangan, dan papan. Burung air juga berjasa dalam menyangga keseimbangan ekosistem dengan cara mempertahankan siklus nutrisi sampai bioindikator untuk tanaman, hewan, dan nutrisi. Lalu, burung air pun dapat mengontrol hama dan beberapa penyakit. Terakhir, burung air erat kaitannya dengan sosial budaya sebab ada banyak hal yang dapat dimanfaatkan dari burung tersebut dalam membantu mensejaterakan manusia mulai dari ekowisata, birdwatching, bahkan sebagai karya seni.


Oleh karena itu, diperlukan beberapa upaya konservasi untuk mempertahankan burung-burung tersebut. Upaya yang paling mudah dan dan dapat dilakukan oleh semua kalangan ialah dengan fotografi dan sosial media. Sebab dengan berkembangnya teknologi, teknis fotografi dan sosial media dapat mudah dioperasikan oleh semua kalangan baik dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa.


FOTOGRAFI

Fotografi merupakan salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan dalam mempertahankan burung. Bidang fotografi yang dapat membantu upaya konservasi adalah fotografi wildlife. Radiktya Akasah Kardi, fotografer wildlife dan peneliti lingkungan, mengatakan “Fotografi wildlife dapat menjadi input yang sangat berharga untuk dunia penelitian sebab tidak hanya menyajikan foto, tetapi dapat menceritakan apa dan mengapa hewan tersebut dapat berperilaku seperti itu. Dan dengan adanya fotografi wildlife dapat memperkenalkan Indonesia sebagai negara megabiodiversitas.”

Menurut Radiktya, ada 4 hal utama yang harus diketahui dalam fotografi wildlife. Pertama yaitu kenali alat dan kenali objek, fotografi wildlife akan berhubungan dengan objek yang sering kali bergerak cepat. Kedua adalah rencanakan, buat rencana dengan menyusun jadwal, list target dan sesuaikan waktu. Ketiga yaitu bersahabat dengan kondisi, keadaan alam seringkali berubah-ubah, objek seringkali berada ditempat yang minim cahaya. Keempat yaitu bekali dengan pengetahuan, gali informasi mengenai objek, lokasi, habitat, dan lain-lainnya.


Selain itu, terdapat etika fotografi wildlife yang harus ditaati oleh setiap fotografer, yaitu menjaga jarak dengan objek yang akan dipotret sebab apabila terlalu dekat objek tersebut akan terusik. Kemudian, bijak menggunakan flash dan bunyi-bunyian hal tersebut akan menyebabkan kebutaan dan mengganggu aktivitas dari hewan tersebut. Lalu, tidak memberi makan terhadap hewan yang akan dijadikan objek karena akan merubah perilaku makannya. Terakhir adalah bijak dalam memposting, terkadang foto objek dapat digunakan sebagai katalog bagi pedagang ilegal, bahkan beberapa dapat mengenali lokasi tempat pemotretan dan berujung tertangkapnya satwa liar.


PERAN SOSIAL MEDIA DALAM UPAYA KONSERVASI ELANG

Beberapa tahun terakhir populasi elang di Indonesia menurun karena banyak hal, mulai dari terjadinya deforestrasi dan alih fungsi kawasan, maraknya tingkat perburuan, rendahnya kesadaran masyarakat, penggunaan pestisida dan herbisida pada area perkebunan yang secara tidak langsung dapat mengurangi kualitas telur elang. Upaya yang dapat dilakukan dalam konservasi terhadap populasi elang ini diantaranya adalah melakukan perlindungan kawasan konservasi, melakukan upaya penegakkan hukum bagi orang yang memelihara elang, mendirikan lembaga-lembaga konservasi untuk rehabilitasi elang hasil sitaan, melakukan kegiatan pelepasliaran elang kembali ke habitatnya, melakukan upaya perkembang biakkan bagi elang di lembaga konservasi, memperkenalkan serta menyadarkan masyarakat mengenai sanksi dan pidana terhadap satwa liar yang dilindungi.


Menurut, Cipta Seutia, peneliti burung, “Selain dengan upaya secara langsung dapat dilakukan upaya secara tidak langsung dengan menggunakan sosial media. Pengaruh sosial media dapat membantu untuk menyebarluaskan informasi mengenai konservasi dari elang atau hewan lainnya. Serta jangkauan untuk sosial media ini tidak terbatas sehingga dapat menjangkau banyak kalangan.” Hal ini dapat dibuktikan dengan data statiska mengenai pengguna sosial media facebook dan instagram, Indonesia menempati urutan keempat pengguna facebook dan instagram terbanyak di dunia. Sehingga dengan jumlah pengguna media sosial yang banyak ini diharapkan agar bisa menjadi tempat membagikan dan saling bertukar konten informasi mengenai satwa liar, seperti kasus perdagangan illegal, perlakuan terhadap satwa yang tidak layak, dan memberikan data atau informasi mengenai satwa dilindungi. Kemudian, dari informasi yang disampaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat, atau bahkan sampai ikut dalam melakukan kampanye.


32 views0 comments

Recent Posts

See All

Transgenic corn

Transgenic crops expressing resistance to the herbicide glyphosate (GR) have been commercialized and planted widely across the U.S. for...

Comments


bottom of page