“Keep in touch” Dengan Tanaman Hias & Prospeknya Dalam Mengisi Kekosongan Di Masa Pandemi COVID-19
Sekarang ini, pandemic Covid-19 ini belum mereda. Banyak sekali aktifitas yang terganggu dan tidak semua aktifitas tersebut dapat dilakukan di rumah. Namun, kita sebagai mahasiswa harus sekreatif mungkin untuk membuat sebuah kegiatan yang bermanfaat namun tetap mematuhi aturan. Oleh karena itu, Divisi Flora dan Lingkungan Himbio Unpad mengadakan suatu program kerja INTANAS (Inventarisasi Tanaman Hias) yang dilakukan secara daring dengan untuk memberikan pemahaman mengenai tanaman hias serta mengetahui prospeksi tanaman hias di masa depan. Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali dan menjadi pengisi di masa pandemi ini. Pematerian ini diisi oleh salah satu kakak tingkat yang sekaligus pernah menjabat sebagai ketua divisi flora dan lingkungan yaitu Teh Dede Sumiati (Biologi 2016).
Tanaman hias merupakan bagian dari hortikultur non pangan yang digolongkan dalam florikultur. Komoditi ini dibudidayakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dinikmati keindahannya. Selain itu, Tanaman hias juga dapat didefinisikan sebagai jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun dan tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. Jenis-jenis tanaman hias sendiri dibagi berdasarkan ciri diagnostiknya (berdasarkan famili), yaitu diantaranya Asteraceae, Achantaceae, Apocynaceae, & Fabaceae.
Asteraceae memiliki ciri: bunga dilindungi oleh brachtea involucrum, umumnya Herba (Herbaceus), Memiliki bunga pita dan bunga tabung, serta karangan bunganya anthodium, capitulum, dan cyathium.
Achantaceae memiliki ciri: Kedudukan daun berhadapan, batang seringkali bersegi empat, bunga simetri bilateral, petal dan sepal barsatu di pangkal, petal atas dan petal bawah terkadang memanjang seperti bibir, serta brachtea lebih mencolok daripada bunganya.
Apocynaceae memiliki ciri: Kuncup bunga memuntir, mahkota terdiri dari 3 bagian (Tubus, Faux, Limbus), karangan bunga berkarang (Vertisilata), getahnya putih, serta umumnya beracun.
Fabaceae memiliki ciri: Daun majemuk tiga atau lebih, mahkota terdiri dari Bendera (Vexilum), Sayap (Alae) dan lunas (Carina) , serta stamen diadelphus (terbagi menjadi 2 bagian, 9 stamen bersatu, 1 stamen terpisah).
Tanaman hias berdasarkan tempat penyimpanannya dibagi menjadi 2, yaitu outdoor (diluar ruangan contohnya Bougainvillea sp., Helianthus annuus) dan indoor (didalam ruangan contohnya Aglonema sp., Calathea sp). Berdasarkan bagiannya, tanaman hias dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: Tanaman Hias Bunga (Contoh: Ixora javanica), Tanaman Hias Daun (Contoh: Aglonema sp.), dan Tanaman Hias Batang (Contoh: Bambu kuning).
Fungsi tanaman hias diantaranya keindahan, stabilisator atau pemelihara lingkungan, pendidikan, pemeliharaan kesehatan, sosial dan ekonomi, serta tanaman obat. Untuk perawatan tanaman hias sendiri dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut, yaitu:
1. Melakukan teknik penyiraman yang tepat;
2. Memberikan sinar matahari secara merata;
3. Kontrol suhu dan kelembaban yang pas;
4. Antisipasi hama dan penyakit sejak dini;
5. Menjaga kualitas tanah;
6. Rutin merotasi tanaman;
7. Mengoptimalkan lokasi dan kondisi tanaman;
8. Memangkas rumput liar.
Kondisi tanaman hias di Indonesia sangat baik dan cukup menjanjikan karena sebarannya yang cukup merata di tiap daerah. Kenapa? Karena Indonesia sebagai negara tropis, dimana Lingkungan mendukung bagi pertumbuhan tanaman hias sehingga menjadi sangat beragam, terlebih dunia tanaman hias tidak terbatas hanya pada tanaman hias yang hidup di pot, tetapi juga meliputi bunga potong, kaktus, bonsai, tanaman hidroponik dan bunga tabor. Selain itu, kebutuhan akan tanaman hias memang merupakan kebutuhan kehidupan sendiri bagi masyarakat. Dimana tanaman hias tujuan pemakaiannya berbeda beda, ada yang sekedar untuk menghijaukan rumah dan ada untuk menaikkan gengsi. Selain di rumah pribadi, tanaman hias juga dibutuhkan di perkantoran/instansi, pertokoan, hotel dan sebagainya.
Banyaknya konsumen yang membutuhkan tanaman hias memberi prospek yang baik bagi masa depan bisnis tanaman hias. Dalam memilih tanaman hias konsumen akan melihat penampilan tanaman hias yaitu besar kecil bunganya, warnanya, kesegarannya dan kualitas sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dalam melakukan bisnis tanaman hias penting untuk bisa memahami aspek-aspek tersebut. Nilai produk floriculture Indonesia pada tahun 1996 mencapai Rp. 57,5 milyar dengan pertumbuhan 15-25% per tahun. Pada tahun 2005 diperkirakan permintaan dalam negeri Rp. 186-425 milyar. Sayangnya ekspor pada tahun 1996 hanya US$ 310-714 juta, sementara peluang pasar florikulture dunia sepuluh mendatang adalah US$ 120 milyar (Industri floriculture di Indonesia diramalkan 10% dari jumlah ini). Kondisi ini didukung dengan kenyataan bahwa minat masyarakat di Indonesia saat ini cukup menjanjikan. Bila tadinya 90% konsumsi terpusat di Jakarta, kini konsumsi di ibu kota hanya 60% sisanya tersebar di Bandung, Malang, Surabaya, Semarang, Denpasar, Ujungpandang dan Medan. Dari statistik ekspor tahun 1996, tercatat nilai ekspor bunga potong tercatat sebesar US$ 1.697.444 sedangkan perkembangan bunga hias dalam pot mulai tahun 1994-1996 mengalami kenaikan permintaan mencapai 500%. Perkembangan pasar dalam negeri sampai kini secara umum terus berkembang pesat dengan laju konsumsi rata-rata sebesar 25% dan produksi sebesar 20%.
Pengelolaan tanaman hias Kini diikuti oleh produsen, pemasok dan peneliti yang professional dari kalangan masyarakat swasta dan pemerintah. Sehingga dibentuk pula berbagai organisasi terkait tanaman hias, seperti: Perhimpunan Anggrek Indonesia, Yayasan Bunga Nusantara, Asosiasi Bunga Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut dibentuk untuk kepentingan anggota dalam pengembangan aspek internal maupun eksternal terhadap perkembangan subsektor holtikultura tanaman hias.
Daftar Pustaka:
Ashari, Semeru. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit UI. Jakarta
Kustiani, Dwi. 1997. Analisa Usaha Tanaman Hias Dalam Pot (Potplant), Skripsi Sarjana Strata Satu (S1), Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.
Lakamisi, H. 2010. Prospek Agribisnis Tanaman Hias Dalam Pot (Potplant). Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 3 Ed. 2
Lakitan, Benyamin. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafinda Persada, Jakarta
Palungkun, Rony., Indriani, Y. H., Widyastuti, Yustina E., Pribadi., Yoni. 2002. Mengahijaukan ruangan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahardi. F, Sriwahyuni dan Nurcahyo, Eko, 1996. Agribisnis Tanaman Hias. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudarmono, A. S. 1997. Tanaman Hias Ruangan : Mengenal dan Merawat. Kanisius. Yogyakarta
Comments