“Mengenal Jenis Tanaman Hias di Lingkungan FMIPA Univeristas Padjadjaran dan Prospek Mengenai Tanaman Hias”
Sebagai seorang saintis kita diharuskan untuk paham akan pentingnya menjaga keanekaan hayati yang ada di alam ini, khususnya di negara kita sendiri, yaitu Indonesia. Sebagai mahasiswa kampus Universitas Padjadjaran, setidaknya kita tahu akan keanekaan hayati apa saja yang ada di wilayah kampus Unpad ini. Pada kali ini divisi Flora dan Lingkungan Himbio Unpad mengadakan program kerja inventarisasi tanaman, khususnya pada tanaman hias. Tujuan diadakannya program ini, yaitu untuk memberikan pemahaman mengenai tanaman hias dan cara identifikasi tanaman hias, mengembangkan softskill mahasiswa Biologi dalam pembelajaran metode yang benar dalam pengambilan data tanaman hias di lapangan secara online, mengumpulkan data mengenai tanaman hias kampus Unpad, dan mengetahui prospeksi tanaman hias secara lebih lanjut.
Program kerja INTANAS ini diadakan dalam tiga rangkaian acara dengan sasaran utama yaitu mahasiswa aktif Himbio Unpad. Rangkaian acara kedua kali ini dilaksanakan secara daring pada hari selasa tanggal 15 September 2020 pukul 16.00 WIB melalui Google Meet. Tema yang dibahas yaitu Mengenal Jenis Tanaman Hias di Lingkungan FMIPA Unpad dan Prospek mengenai Tanaman Hias dengan pemateri Teh Dede Sumiyati selaku alumni Biologi Unpad serta pernah menjabat sebagai ketua divisi Flora dan Lingkungan dan dimoderatori oleh Krisna Suzana selaku kepala divisi Flora dan Lingkungan DP XLI, departemen Riset dan Keilmuan Himbio Unpad. Mempelajari tentang bagaimana perawatan tanaman hias menjadikan kita paham akan manfaat dan pentingnya tanaman hias dalam menjaga keindahan lingkungan sekitar. Selain itu, kita juga mengetahui bagaimana prospek tanaman hias untuk kedepannya. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan yang dimulai dari hal kecil, yaitu menanam dan merawat suatu tanaman hias serta mencoba untuk membudidayakan suatu tanaman hias. Bersama dengan INTANAS kali ini, kita belajar untuk mengetahui bagaimana cara merawat tanaman hias dan bagaimana prospek tanaman hias sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Teh Dede Sumiyati selaku pengisi materi pada pematerian online kali ini menyampaikan bahwa tanaman hias merupakan tanaman budidaya baik dengan ataupun tanpa bunga, yang memiliki nilai seni (aesthetic) dan dapat mempercantik lingkungan serta bernilai ekonomis. Setiap family dalam suatu tanaman hias ini memiliki ciri diagnostik yang berbeda-beda. Beberapa family pada tanaman hias yaitu Asteraceae, Achantaceae, Apocynaceae, dan Fabaceae. Keempat contoh family tersebut masing-masing memiliki ciri diagnostik sebagai berikut:
Asteraceae
Bunga dilindungi oleh brachtea involucrum
Umumnya Herba (Herbaceus)
Memiliki bunga pita dan bunga tabung
Karangan bunga anthodium, capitulum, dan cyathium
Achantaceae
Kedudukan daun berhadapan
Batang seringkali bersegi empat
Bunga simetri bilateral
Petal dan sepal barsatu di pangkal
Petal atas dan petal bawah terkadang memanjang seperti bibir
Brachtea lebih mencolok daripada bunganya
Apocynaceae
Kuncup bunga memuntir
Mahkota terdiri dari 3 bagian (Tubus, Faux, Limbus)
Karangan bunga berkarang (Vertisilata)
Getah putih
Umumnya beracun
Fabaceae
Daun majemuk tiga atau lebih
Mahkota terdiri dari Bendera (Vexilum), Sayap (Alae) dan lunas (Carina)
Stamen diadelphus (terbagi menjadi 2 bagian, 9 stamen bersatu, 1 stamen terpisah)
Fungsi tanaman hias, yaitu antara lain sebagai penambah keindahan, pemelihara kesehatan, pemelihara lingkungan, pendidikan, serta manfaat sosial dan ekonomi. Perawatan tanaman hias dapat dilakukan dengan cara melakukan teknik penyiraman yang tepat, seperti menyiram tanaman di pagi atau malam hari, menyiram tanaman secara merata dan menyiram tanaman secukupnya untuk menghindari genangan air. Cara perawatan selanjutnya, yaitu memberikan sinar matahari secara merata, melakukan kontrol suhu dan kelembaban yang pas, mengantisipasi hama dan penyakit sejak dini, menjaga kualitas tanah, rutin merotasi tanaman, mengoptimalkan lokasi dan kondisi tanaman, serta memangkas rumput liar.
Budidaya tanaman hias di Indonesia didukung oleh kondisi tanaman hias di Indonesia yang sangat baik dan cukup menjanjikan karena sebarannya yang cukup merata di tiap daerah. Selain itu, Indonesia sebagai negara tropis mendukung bagi pertumbuhan tanaman hias sehingga jenis tanaman hias di Indonesia menjadi sangat beragam. Kebutuhan akan tanaman hias memang merupakan kebutuhan sekunder, tetapi telah memasyarakat. Tujuan pemakaiannya berbeda beda, ada yang sekedar untuk menghijaukan rumah dan ada untuk menaikkan gengsi. Selain di rumah pribadi, tanaman hias juga dibutuhkan di perkantoran/instansi, pertokoan, hotel dan sebagainya. Banyaknya konsumen yang membutuhkan tanaman hias memberi prospek yang baik bagi masa depan bisnis tanaman hias. Dibentuk pula berbagai organisasi terkait tanaman hias, seperti Perhimpunan Anggrek Indonesia, Yayasan Bunga Nusantara, dan Asosiasi Bunga Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut dibentuk untuk kepentingan anggota dalam pengembangan aspek internal maupun eksternal terhadap perkembangan subsektor holtikultura tanaman hias.
Pematerian ini dibuka sesi pertanyaan 2 termin masing-masing 10 menit. Termin pertama terdapat 3 orang penanya. Penanya pertama dari kang Daud Prasetyo Biologi angkatan 2018 dengan pertanyaan yang dilontarkan yaitu “Mengenai prospeksi tanaman hias di Indonesia, apa saja sih teh tanaman hias yang paling banyak digemari?”, “Jadi kalau di Indonesia sendiri yang paling banyak digemari contohnya dari golongan Araceae, snake flower, anggrek juga banyak karena anggrek gampang-gampang susah merawatnya, mahal harganya serta unik tanamannya. Kalau yang digemari beragam juga biasanya yg kelas sosialnya tinggi biasanya anggrek, kalua yang rendah misalnya kamboja, aglonema, dll. Untuk mempermudah budidaya tanaman hias, berkaca ke perawatannya, lahan yang digunakan banyak untuk pemasaran yang massif harus luas. Modal dan teknik yang baik, akan menghasilkan hasil yang baik pula” jawaban dari teh Dede. Pertanyaan kedua dari kang M. Arkan Dzaky Biologi angkatan 2019 “Tanaman tidak boleh disimpan ti kamar tidur, karena pas malam hari bukannya menghirup CO2 malah O2 yg dihirup, kenapa ya teh?”, teh Dede menjawab “Iya memang betul, usahakan disimpan ditempat yang jarang dikunjungi kaya ruang tamu, dining room juga bisa. Pada malam hari, tanaman menghirup O2 sebagai bentuk respirasi. Nantinya O2 nya berebut dengan kita sesame pemakai juga, dan ditakutkannya terjadi hal yang tidak diinginkan”. Kemudian pertanyaan ketiga dari kang Farrel Zahdie Biologi angkatan 2019 “Jadi teh saya ingin budidaya putri malu karena banyak manfaatnya, bagaimana teh cara budidaya putri malu yang baik dan benar?”, “Putri malu salah satu tanaman invasive, tampilannya bisa dijadikan tanaman hias. Kalau bailk lagi ke perannya, dia itu invasive jadi ketika dia jadi tan hias, takutnya menjadi penghalang tanaman hias lain kecuali fokus budidaya putri malu saja. Invasive itu mudah tumbuh dan tidak banyak modal. Sama kaya yang biasanya, mengambil dulu dari alam, kemudian tanam di rumah, dan terapkan perawatannya seperti yang saya jelaskan sebelumnya”. Pertanyaan berikut merupakan pertanyaan terakhir di termin pertama.
Selanjutnya, dibuka termin kedua selama 10 menit. Pertanyaan pertama dari kang Muhammad Ridzky Biologi 2019 “Adakah cara ampuh untuk tanaman hias berbunga agar terus berbunga? Serta saran dari teteh untuk tanaman hias yang bagus apa?”, ”Dibalikin ke jenis tanaman hiasnya secara umum, ada yang dapat berbunga setiap tahun, musiman, annual perennial. Kalau tanaman hias musiman seperti berbunga di bulan Januari-Maret tanaman itu berbunga dengan factor lain untuk berbunga tetap saja di bulan-bulan itu saja. Sedangkan tanaman tahunan itu akan selalu berbunga juga setiap tahunnya. Kalau dari teteh tanaman hias bagus itu bunga Tulip namun jarang di budidaya di Indonesia karena biasanya Tulip itu di negara-negara subtropis seperti di Eropa. Namun kayaknya buat yg di Indonesia itu dari Araceae atau Agavaceae, lidah buaya, snake flower, anggrek juga namun agak mahal kalau anggrek, serta kaktus-kaktusan/sukulen karena penyiramannya tidak terlalu sering kan dan tidak banyak terpapar matahari juga” jawaban dari teh Dede. Pertanyaan kedua dari teh Amelia Hurunain Biologi 2018 “Agar tanaman subur katanya dapat ditambahkan penyedap rasa seperti Sasa, sempet dicoba dan bisa sebenernya, itu baik tidak teh buat tanamannya itu sendiri?”, ”Kalo Sasa itu kan monosodium glutamate mungkin dapat ada hubungannya dengan asam amino si tanamannya. Namun buat kasus MSG ini bisa dicari di jurnal-jurnal lain agar dapat lebih menjawab, karena dari pengalaman pribadi teteh, teteh belum pernah mencoba perlakuan tersebut”. Pertanyaan selanjutnya dari kang Daud Prasetyo Biologi 2018 ”Misal saya bawa tanaman hias yang habitatnya di pesisir pantai dan dipindahkan ke habitat barunya yang bukan pesisir pantai apakah akan tumbuh? serta cara perawatannya gimana ya teh?”, “Yang penting bisa menyesuaikan tanamannya itu sendiri, namun harus memerlukan usaha dan modal yang banyak misalkan tanaman di dataran tinggi harusnya di dataran tinggi juga ditumbuhkannya begitupun tanaman pesisir. Cuman kalo dipindahkan ke habitat nya yang lain, banyak yang harus dilakukan dan takutnya juga hasilnya tidak memuaskan. Namun, itu dapat dicoba. Untuk perawatannya secara umum seperti yang saya jelaskan tadi sebelumnya” jawaban teh Dede. Pertanyaan selanjutnya dari the Erin Nur Insani Biologi angkatan 2019 “Tanaman apa saja yang cocok di dalam ruangan teh?”, ”Beberapa tanaman indoor yang dapat disimpan di ruangan itu tidak terlalu besar ukurannya, menyerap O2 yang tidak massif, seperti aglonema, monstera, sansiviera, snake flower, lidah buaya, paku-pakuan juga ada yang bisa, banyak sebenernya yang penting tidak berukuran besar dan tidak memakan banyak tempat. Sama bonsai juga, tp lebih ke tempat yg agak terbuka untuk bonsai. Sama kaktus-kaktusan juga bisa”. Pertanyaan terakhir dari kang Gagah Mulia Biologi 2019 ”Teh mau bertanya, bonsai itu apa ya teh?”, ”Bonsai itu tanaman yang berkayu, banyak dari tanaman-tanaman tinggi yang memang dengan cara tertentu agar dia pertumbuhannya kerdil, perawatannya atau bikinnya itu ketika jaringan meristem yang aktif membelah dipaksa dan dihambat memakai kawat agar numbuhnya kesamping tidak keatas seperti biasanya, tanaman seperti cemara, pinus, sakura dapat dijadikan bonsai” ujar teh Dede.
Setelah sesi tanya jawab selesai, dilakukan penyerahan sertifikat secara simbolis untuk pemateri yaitu teh Dede. Selanjutnya, dilakukan sesi kuis via quiziz dimana kuis tersebut sebagai bentuk evaluasi peserta terhadap materi yang disampaikan hari ini. Mudah-mudahan, ilmu yang diberikan hari ini dapat bermanfaat dan dapat dipakai di kehidupan sehari-hari, Aamiin.
Comments